11.
Pendahuluan
Kita telah memahami
bahwa reformasi di Swiss adalah salah satu gerakan pembaharuan yang dilakukan
oleh Johanes Calvin, yang dilatar belakangi oleh berbagai hal.Yang salah
satunya adalah menentang Gereja Katolik Roma dan juga dipicu oleh Humanisme
yang ingin menggali kepercayaan pada gereja kuno. Zaman ini bisa disebut zaman
jaya karena manusia hidup sesuai dengan
Allah. Oleh karena itu, dipelajari bahasa dan literatur kuno termasuk
Alkitab dan tulisan para Teolog gereja untuk melihat kehidupan gereja yang asli
yang hidup sesuai dengan kebenaran iman. Calvin ingin memurnikan kehidupan
Gereja Katolik Roma sesuai dengan kebenaran injil yang tidak terlepas dari gagasan Luther dan
keinginan Calvin sendiri untuk memperbaharui gereja yang merupakan sebuah
panggilan dalam dirinya.
Oleh karen itu, untuk
lebih jelasnya mengenai reformasi yang dilakukan Calvin ini, alasan mengapa ia
melakukan reformasi?, bagaimana usaha-usaha Calvin melakukan reformasi
tersebut?, apakah ajaran-ajaran Calvin tersebut?, dan juga bagaimana
perkembangan gereja Calvinis tersebut maka berikut ini penyaji akan memaparkan
hal tersebut sehingga pembaca dapat memahami bagaimana reformasi Johanes Calvin
tersebut.
22.
Isi
2.1 Siapakah Johanes
Calvin ?
Johanes Calvin adalah teolog sistematis terbesar dari
gerakan Reformasi.Ajaran-ajarannya ialah dasar gereja-gereja “Reformed” atau
Calvinis yang kini masih kuat dibanyak bagian dunia. Johanes Calvin sendiri
lahir pada 10 juli 1509 di Noyon,
Prancis Utara. [1]
Yohanes Calvin(1509-1564) adalah seorang sarjana hukum perancis yang berminat pada ilmu
teologi. Sebab ia menjadi seorang pengikut Luther, ia diusir dari tanah airnya
dan menjadi pendeta kota Jenewa (Swis). [2]
Yohanes Calvin adalah seorang pemimpin gerakan reformasi
gereja di Swis.Ia merupakan generasi yang kedua dalam jajaran pelopor dan
pemimpin gerakan reformasi gereja abad ke-16, namun peranannya sangat besar
dalam gereja-gereja reformatories. Ayahnya bernama Gerard Cauvin dan ibunya
bernama Jeanne Lefranc. Pada umur 12 tahun Calvin telah menerima tonsu(pencukuran
rambut dalam upacara inisiasi biarawan).pada tahun 1523 Calvin memasuki College
de la Marche di Paris. Disini ia belajar retorika dan Latin. Setelah Calvin
menyelesaikan pendidikannya ayahnya tiba-tiba tidak menginginkan anaknya itu
menjadi imam.Ayahnya mau jika Calvin menjadi ahli hukum.Sehingga Calvin masuk
ke universitas Orleans untuk belajar ilmu hukum. Setelah ia selesai belajar hukum,
Calvin menjadi seorang ahli hukum. Dan studi hukumnya itu sangat mempengaruhi
dalam usaha pembaharuan dan penataan gereja reformasi yang dipimpinnya.Calvin
sangat menekankan ketertiban dan keteraturan dalam gereja.[3]
Yohanes Calvin dipengaruhi semangat reformasi setelah ia
selesai belajar hukum, maka pengaruh dari pada studi hukumnya itu sangat mempengaruhi
pembaharuan dan penataan gereja reformasi yang dipimpinnya. Bulan april 1532,
calvin menerbitkan bukunya yang pertama, yaitu komentar kitab De Clementia. Bukunya itu memperlihatkan Calvin
sebagai seorang Humanisme.Dalam bukunya ini tidak ada tanda-tanda bahwa Calvin
telah beralih ke pihak reformasi Perancis.Dapat diduga bahwa Calvin telah
membaca tulisan-tulisan Luther, dan para reformator Swis lainnya.Bilamana
Calvin menjadi pengikut gerakan reformasi tidak dapat ditentukan dengan
tepat.Pertobatannya kemungkinan terjadi pada akhir tahun 1532 dan awal 1533.Hal
ini didasarkan pada suratnya kepada Bucer, yang meminta agar Bucer di di
Stausburg, supaya memberi perlindungan kepada orang reformatoris yang melarikan
diri lantara dihambat di Perancis.
[5]Selain itu Johanes Calvin dipengaruhi oleh semangat reformasi pada saat ia
melihat Teologi sebagai suatu scientia
practica, sehingga dari awal hingga akhir ia menghubungkan secara integral
perihal-perihal doktrinal dengan pertanyaan-pertanyaan hukum dan politis. Dia
secara permanen di pengaruhi oleh kesepakatan Constantian kuno dan oleh
konsiliarisme Katolik roma abad pertengahan, demikian juga oleh studi yang
ketat atas sistem pemerintahan bangsa yahudi di dalam perjanjian lama dan hukum
sipil Roma. Dia meyakini suatu gerakkan yang independen secara relatif, yang
disokong dan diteguhkan oleh suatu pemerintahan sipil kristen. Dengan kata
lain, Calvin menganut pandangan klasik “dua kekuasaan”, bahwa gereja dan negara
sama-sama ditetapkan secara langsung oleh Allah tanpa terjadinya subordinasi
(kekuatan politik), oleh satu terhadap yang lainnya. Dan tidak ada kendali dari
pihak yang satu terhadap yang lainnya.Keduannya memiliki otoritas yang
koordinat di bawah otoritas ultimat Allah, yang dinyatakan melalui firmannya
yang tidak salah. Calvin berpegang pada pandangan yang lebih positif akan
bimbingan hukum Allah bagi kehidupan kristen dan sistem politik daripada Martin
Luther, negarawan reformasi yang lebih tua darinya.
2.3 mengapa Calvin melakukan Reformasi di Swiss
(Jenewa)?pada hal ia berasal dari Perancis ?
[6]Hal ini
dilatarbelakangi dimana ketika Calvin mau pulang ke Basel atau Strasburg, dan
dalam perjalanannya ia menginap semalam di Jenewa di Swis pada bulan juli 1536.
Ketika pendeta Willem Farel mendengar bahwa Calvin berada di kota itu, ia
dengan segera mencarinya sebab nama dan kecakapan sarjana perancis yang muda
itu sudah terkenal di kota tersebut. Farel mendesak Calvin supaya tinggal di
Janewa untuk membantu dia dalam pekerjaan reformasi, tetapi Calvin menolak
permintaanya itu. Akan tetapi Farel terus mendesaknya supaya ia tinggal di
Jenewa, tetapi Calvin tetap bersikap keras menolak permintaan Farel dan Farel
berseru: dengan nama Allah yang Maha Kuasa, akan aku katakan kepadamu jikalau
engkau tidak mau menyerahkan dirimu kepada pekerjaan Tuhan ini, Allah akan
mengutuki engkau, karena engkau lebih mencari kehormatan dirimu sendiri
daripada kemuliaan Krisrus! Di dalam perkataan Farel itu Calvin mendengar suara
panggilan Allah lalu ia tinggal di Jenewa.
[7]Calvin melakukan reformasi di Swis (Jenewa), karena
ia diundang mereformasikan di Jenewa. Jenewa adalah suatu kota yang bebas. Sebenarnya lebih tepat mengatakan
bahwa Jenewa adalah kota yang membebaskan diri, karena menolak kuasa uskup dan
pembesar daerah atas kota. Setelah Jenewa membebaskan diri dari uskupnya,
pemerintahkota mulai mereformasikan gereja. Misa katolik di tiadakandan di
gantikan dengan ibadah sederhana untuk pelayanan firman Tuhan.Pendidikan dan
pemeliharaan orang miskin dan sakit diambil oleh pemerintah.Dicari orang-orang
yang cocok menggembalakan gereja, dan dengan demikian Calvin menjadi pelayan
gereja Jenewa, pertama-tama sebagai orang yang di tugaskan untuk menjelaskan
Alkitab, juga sebagai pendeta.
2.4
bagaimana usaha-usaha calvin melakukan reformasi dijenewa ?
Usaha-usaha Calvin melakukan reformasi dimulai sejak
tahun 1541 sampai akhir hidupnya.Calvin
terus berusaha melakukan reformasi di Jenewa dan ia pun sampai akhir
hidupnya tetap tinggal di Jenewa. Di situ ia melanjutkan usaha-usahanya untuk
mengatur kehidupan jemaat antara lain:
a) Ia
menyusun tata gereja yang baru
b) Ia
berjuang terus menentang segala sesuatu yang tidak sopan dalam jemaat, supaya
Allah dihormati dalam seluruh kehidupan kota.
c) Pada
tahun 1541 Calvin menyusun karangannnya: undang-undang Gerejawi. Asasnya sama seperti
dalam hal tata kebaktian.
d) Memberlakukan
kembali jabatan-jabatan penatua dan diaken (syamas).
e) Memberlakukan
kembali pelaksanaan disiplin di Jenewa sama seperti sebelum tahun 1538, juga
sesudah tahun 1541. Bagi Calvin melaksanakan hukum disiplin itu berarti
mempertahankan kemuliaan Allah[8].
2.5 apakah ajaran
Calvin?
[9]Ajaran-ajaran termuat
dalam bukunya yang berjudul “institution” atau pengajaran ajaran dan
keyakinannya dalam Alkitab. Ada pun pokok-pokok ajaran dari Calvin sendiri
ialah:
a) Predestinasi
atau penebusan yang tak terbatas (pembenaran)
Predestinasi
adalah jumlah dan jati diridari orang-orang yang terpilih yakni mereka yang
diselamatkan karena percaya kepada Yesus Kristus. Dalam predestinasi, Calvin
menekankan keyakinan bahwa keselamatan diperoleh manusia hanya karena anugerah
Allah (sola gratia) dan hanya karena iman(sola fide) seperti halnya yang
ditekankan oleh Luther. Keyakinan danpengajaran ini bersumber dari Alkitab(sola
sicriptura) sebagai satu-satunya sumber ajaran yang benar sekaligus memberi
pengetahuan akan Allah yang berpusat didalam Yesus Kristus.
b) Hukum
Taurat
Sesuai
dengan buah pemikiran Luther dalam hukum taurat yakni bertujuan untuk
menyatakan kehendak Allah dan menyadarkan manusia akan dosanya, Calvin juga
menekankan hal yang sama dan menambahkan bahwa taurat itu juga sebagai pedoman
bagi manusia yang sudah diampuni dan dibenarkan demi mengatur kehidupannya yang
baru agar sesuai kehendak Allah.
c).
Disiplin (siasat) Gereja
Kedisplinan
yang diberlakukan Calvin dalam sebuah gereja jika menyimpang dari ajaran kitab
suci adalah memiliki 3 tingkatan yakni:
Ø Memberi
teguran oleh majelis jemaat
Ø Memberi
larangan perjamuan kudus
Ø Mengucilkan
dari dalam jemaat didepan semua jemaat lainya.
Akan
tetapi, tujuan dari kedisplinan gereja ialahuntuk mendorong orang-orang yang
berdosa itu bertobat dan menyesali dosanya, bahkan memelihara pengudusan diri
dan kembali kejalan yang benar.
d). Ibadah dan Tata
Ibadah
Ibadah
menurut Calvin berfungsi untuk mengutarakan dan mengungkapkan iman dan
kepercayaan gereja baik melalui doa, nyanyian dalam bentuk mazmur, khotbah yang
bercorak pengajaran perjamuan sebagai kesatuan didalam Kristus.
e). Hubungan Gereja dan Negara
Dalam hubungan gereja dan negara, Calvin menegaskan
bahwa harus adanya pemisahan. Artinya negara tidak boleh mencampuri urusan
dalam gereja termasuk organisasi,
peribadahan, upacara dan penetapan jabatan gerejawi. Calvin menuntut kebebasan
gereja dari negara untuk bisa mengatur kehidupan persekutuan, memajukan dan
mengembangkan kehidupannya.Sedangkan negara harus menjalankan tugasnya
dilapangannya sendiri yakni menjaga ketertiban dan keamanan didalam kehidupan
manusia.Masing-masing menjalankan tugasnya sesuai yang ditugaskan.
[10]Selain ajarannya yang
terdapat dalam bukunya yang berjudul “institution” ada juga ajarannya yang
lainnya yakni:
a). Ajaran tentang pembenaran oleh iman
Calvin menyatakan bahwa baik pembenaran maupun
kelahiran kembali merupakan hasil dari persatuan orang percaya dengan Kristus
melalui iman.
b). Ajaran tentang sakramen-sakramen
Calvin menawarkan dua devenisi tentang sakramen,
sebagai “simbol eksternal yaitu bahwa Tuhan memateraikan pada hati nurani kita
janji-janjinya akan kehendak yang baik kepada kita demi menopang kelemahan iman
kita.Dan sebagai “tanda yang kelihatan dari perkara yang suci atau bentuk yang
dapat kelihatan dari anugerah yang tidak kelihatan.Jadi bagi Calvin, sakramen
adalah akomodasi (bantuan) yang penuh anugerah bagi kelemahan kita.Allah, yang
mengetahui kelemahan iman kita, menyesuaikan diri terhadap
keterbatasan-keterbatasan kita.Sakramen dibedakan atas dua yakni:
v Babtisan
Bagi Calvin babtisan
tanda insiasi yang memungkinkan kita diterima ke dalam persekutuan masyarakat
gereja .
v Perjamuan
kudus (ekaristi)
Menurut Calvin adalah tanda yang diberikan Kristus
untuk menunjuk pada penyelamatan manusia, yang memateraikan keselamatan dalam
diri orang percaya.Mengenai perjamuan kudus Calvin mengambil jalan tengah
antara Luther dan Zwingli.Ia menolak bahwa kristus hadir secara jasmani dengan
cara yang diajarkan Luther, yaitu kehadiran Kristus terikat pada roti dan
anggur dan terlepas dari iman orang yang menerima perjamuan kudus. Jadi bagi
Calvin perjamuan kudus itu bersifat rohani, tubuh Kristus ada disurga(roti dan anggur
tidak langsung berubah menjadi tubuh dan darah Kristus).
v Ajaran
tentang Gereja
Bagi Calvin, tanda-tanda dari gereja yang benar
adalah bahwa firman Allah itu harus dikhotbahkan dan sakramen-sakramen
dilayankan secara benar. Devenisi yang minimal dari Calvin tentang gereja
sekarang menerima makna yang baru.Gereja yang benar ditemukan ketika injil
secara benar diberitakan dan sakramen-sakramen secara benar dilayankani; dan
dianggap dimasukkan kedalam devenisi ini adalah suatu bentuk khusus dari lembaga
dan administrasi gereja.Selain itu Calvin menekankan bahwa gereja merupakan
persekutuan orang-orang yang telah di selamatkan berkat kasih karunia Allah di
dalam Yesus Kristus dan diterima melalui iman.Gereja juga sebagai sarana yang
diberikan Allah kepada orang-orang percaya yang untuk membina, memelihara iman
dan mendengarkan firman.
Dibandingkan
dengan Lutheran aliran Calvinis(reformed) mempunyai sejarah dan perkembangan
yang jauh lebih rumit. Jemaat-jemaat protestan pengikut calvin pertama
terbentuk di Swiss dan Perancis. Pada tahun 1559 telah berlangsung sidang
sinode pertama Gereja Reformed Perancis.Di situ diterima pengakuan iman dan
tata gereja yang dirancang Calvin, sehingga gereja protestan diperancis benar-benar
bercorak Calvinis. Pada tahun-tahun berikutnya jemaat-jemaat reformed di
Perancis ini dikenal dengan nama kaum Hugenot, mengalami penghambatan dari
pemerintah yang Katolik. Puncaknya terjadi pada suatu peristiwa yang dikenal
dengan nama Malam pesta St. Bartolomeus (23-24 agustus 1572), dimana sekitar
30.000 orang protestan terbunuh.
Setelah Edik Nantes yang diterbitkan raja
Henry IV tahun 1598 , sempat ada masa
toleransi; tetapi tak berapa lama, terutama sejak raja Louis XIV membatalkan
Edik itu pada tahun1685, kembali lagi terjadi penghambatan, sampai
diterbitkannya konstitusi 1795 (sebagai produk Revolusi Perancis 1789) yang
menjamin kebebasan beragama.
Perkembangan yang sangat pesat justru
berlangsung di Belanda.Jemaat-jemaat protestan Calvinis terbentuk segera
setelah Calvin membentuk jemaat di Jenewa. Selanjutnya menyusullah perang agama
yang mengakibatkan terbaginya negeri itu menjadi dua: Belanda yang Reformed dan
Belgia yang Katolik Roma. Pemisahan itu dituntaskan tahun 1579 oleh pangeran
Willem Van Oranje-Nassau yang Calvinis.
Tetapi di Belanda juga terjadi pertikaian besar dilingkungan Calvinisme, yang
mengakibatkan munculnya kelompok yang dianggap sesat, lalu dikucilkan (atau
memisahkan diri) , yaitu pengikut Jacobus Arminius yang kemudian dikenal dengan
nama Arminian.
Selain di Swiss, Perancis, dan Belanda,
jemaat-jemaat Calvinis juga hadir di Jerman, Italia, Cekoslovakia dan
Hongaria.Selain itu Calvin menjallin hubungan dengan para reformator di
negeri-negeri ini.Masih dikawasan Eropa, di luar daratan Eropa, Calvinismeyang
ortodoks, jadi bukan menurut garis Arminianberkembang cukup pesat di Inggris
Raya (Britain).Pusat Reformet di Inggris Raya adalah Skotland.yang pertama
dikembangkan oleh John Knox, pengikut setia Calvin.
Perkembangan lebih lanjut dari reformasi,
khususnya ajaran Calvin , di Inggris dan negara-negara lain (termasuk Amerika
dan Indonesia), dapat dicatat bahwa diantara sekian banyak cabang dari
reformasi, aliran Calvinis inilah (termasuk didalamnya sub aliran yang
menggunakan nama lain, misalnya Presbyterian, Reformed, dan lain-lain) yang
paling luas perkembangannya.
2.7 Teologi Calvin
[12]Latar
belakang teologi Calvin harus dicari dalam Humanisme kristen yang dianut di
Perancis. Humannisme ini mempunyai banyak persamaan dengan Humanisme Erasmus
yang telah di gariskan, misalnya dalam metode meneliti Alkitab dan Bapa-bapa
gereja kuno.Berbeda dengan Erasmus tokoh Humanisme Perancis juga dipengaruhi
oleh Luther, sehingga dapat dikatakan bercorak injili.Itu berarti pemahaman
Luther mengenai dosa dan rahmat Allah mewarnai pemahaman mengenai Alkitab.
Itu juga berlaku untuk
Calvin. Sejak tulisan-tulisan pertama jelas bahwa ia menerima ajaran Luther
tentang pembenaran orang berdosa karena iman. Selain dari persamaan yang ada
antara Luther dan Calvin terdapat juga perbedaan.Pendekatan Calvin mengenai
Alkitab mencerminkan pendidikan Humanisme.Ia memakai metode tafsiran Humanis,
bukan pendekatan teologis Luther. Selain itu,ajaran antara Kalvin dengan Luther
berbeda mengenai pemahaman terhadap perjamuan kudus, dimana
Kalvin menolak bahwa Kristus hadir
secara jasmani dengan perjamuan kudus dengan cara yang diajarkan Luther, yaitu
bahwa kehadiran Kristus terikat pada roti dan anggur dan terlepas dari iman
orang yang menerima perjamuan kudus tersebut. Karena bagi calvin, perjamuan
kudus ialah tanda yang diberikan Kristus untuk pada penyelamatan manusia, yang
memeteraikan keselamatan ini dalam diri orang percaya. Menurutnya, Kristus
sungguh-sungguh hadir bukan dengan tubuhnya(karena tubuh-Nya ada di sorga)
tetapi dalam Roh kudus.
Kesimpulan
Calvin
adalah tokoh reformasi dijenewa, setelah menjadi ahli hukum, sehingga studi
hukumnya tersebut sangat berpengaruh terhadap reformasi.Ia memulai karya
sebagai reformator di Basel, namun di jenewalah lebih banyak ia berkarya. Ia
sendiri melakukan reformasi di jenewa karena ia diundang oleh Farel supaya
membantunya dalam melakukan tugas reformasi. Dan calvin ini sendiri mempunyai ajaran seperti ajaran tentang
sakramen, ajaran tentang gereja, ajaran tentang predestinasi, dan ajaran
lainnya. Ajaran Calvin sendiri berkembang
sangat pesat diberbagai negara bahkan pun sampai di Indonesia.
Daftar Pustaka
Berkhof H dan
Enklaar I.H , Sejarah Gereja Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1995
De Jonge Christiaan, Gereja Mencari Jawaban ,Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia, 2003
Den End Th. Van ,Harta dalam Bejana , Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia, 2007
Grath Alister E. Mc, sejarah
pemikiran reformasi , Jakarata: PT BPK Gunung Mulia, 1997
Kelly Douglas, F munculnya kemerdekaan di dunia modern, Surabaya : Momentum, 2001
Lane Tony, Runtut Pijar,Jakarta : PT BPK Gunung
Mulia, 2001
Wellem F .D, Riwayat Hidup Singkat, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2003
[1] Tony Lane, Runtut Pijar (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia2001), hlm 149
[2] Th. Van den End, Harta dalam Bejana (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia 2007) hlm. 186
[3] F .D. Wellem,
Riwayat Hidup Singkat (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia 2003),hlm 50
[4] F. D. Wellem Ibid, hlm 50. Sejak kapan persisnya Yohanes Calvin mendukung atau
memihak pada gerakan reformasi, tidak bisa dipastikan.Dikemudian hari Calvin
melukiskan pertobatannya bersifat kataklismik, yakni berlangsung secara
tiba-tiba, seperti rasul Paulud dan Luther.Tetapi pelukisan dan kesasian ini
lebih dimaksud sebagai dorongan kepada para pendukungnya agar berserah diri
sepenuhnya kepada Allah, karena itu tak perlu dipersoalkan secara ilmiah.
[5] Douglas F Kelly munculnya kemerdekaan di dunia modern ( Surabaya : Momentum 2001), hlm191
[6]H . Berkhof dan I.H Enklaar , Sejarah Gereja (Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia 1995), hlm159
[7] Christiaan de Jonge, Gereja Mencari Jawaban (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia 2003),hlm29
[8] Th. Van den End, OP. Cit, hal 190-191
[9]Jan Sihar Aritonga, Op.Cit, hlm 63-79
[10] Alister E. Mc Grath sejarah pemikiran reformasi (Jakarata: PT BPK Gunung Mulia 1997),
hlm 111
[11] Jan Sihar Aritonga Ibid hlm 41-43
[12] Christian de Jonge Op.Cit, hlm
30-31