Minggu, 03 September 2017

Gereja dan Aliran: Aliran Mormon



Aliran Mormon
      A.    Pendahuluan
Di Indonesia, pada dasawarsa 1970-1980 ada sejumlah pemuda Bule dengan pakaian yang rapi mengetuk pintu-pintu rumah atau kantor, dan ketika ada yang menyambut kedatangan mereka biasanya mereka memulai percakapan dengan bertanya: “apakah anda sudah tahu sesuatu tentang mormon?. Mereka adalah misionaris dari Gereja Mormon (nama Resminya The Church of Jesus Christ of the Latter-Day Saints; Gereja Yesus Kristus Dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir).
Gereja atau Aliran ini resmi berdiri tepat pada tanggal 6 April 1830 di New York, yang di Prakasai oleh nabi dan pendiri Mereka Joseph Smith, JR.Sejak 5 Januari 1970. Gereja ini memasuki Indonesia melalui 6 Misionarisnya lalu berhasil membaptis petobat yang pertama pada tanggal 29 Maret 1970. Gereja ini berhasil mendapat ijin kerja sebagai organisasi keagamaan resmi di Indonesia pada tanggal 11 Agustus 1970, dan pada tahun berikutnya berhasil mendirikan sejumlah cabang diseluruh Jawa. Pekerjaan mereka di Indonesia tidak begitu lancar, tetapi diseluruh dunia mereka terus berkembang dengan pesat dimana pada tahun 1980 jumlah anggotanya sekitar 5 juta jiwa di seluruh dunia dan sekitar 80% ada Amerika Serikat.[1]
Di dalam makalah ini, kelompok akan menjelaskan apa dan bagaimana “Aliran Mormon”, yang mencakup latar belakang dan konteksnya, sejarah dan perkembangannya, serta pokok-pokok  ajarannya.

B.       Pembahasan
1.        Latar belakang dan Konteksnya
Latar belakang dan konteks kemunculan aliran ini secara umum sama dengan aliran Adventis, karena keduanya muncul pada waktu dan dikawasan yang kira-kira sama. Gereja atau aliran Mormon berakar pada suasana dan iklim keagamaan di wilayah timur laut AS, pada awal abad ke-19. Kebangunan besar gelombang pertama yang di mulai pada tahun  1740-an,  namun pada tahun 1800 serangkaian kebangunan rohani telah padam sehingga semangat dan mutu kehidupan rohani sangat merosot. Revolusi dan perang kemerdekaan yang berpuncak pada tahun 1770-an dan 80-an hingga berlanjut 1810-an, telah mengakibatkan kehidupan beragama berada pada titik terendah disepanjang sejarah bangsa itu. Oleh karena itu, tidak dianggap aneh atau bertentangan bila masyarakat (keluarga Smith) disatu pihak menganut ajaran Gereja dan dipihak lain menganut ilmu mejik (magic) dan Okultisme (pemujaan terhadap Roh-Roh). Sebagai respon terhadap keadaan ini maka sejak tahun 1820-an berlangsunglah kebangunan besar gelombang kedua, dengan tokoh-tokohnya antara lain Charles G. Finney dan AlexanderCampbell. Semangat menginjili kedalam dan ke luar negri berlayar ke Makedoniapun dikobarkan. Para pengkhotbah dimacam-macam gereja berlomba-lomba mentobatkan kembali masyarakat dengan cara membanjiri mereka dengan Alkitab, Traktat dan majalah-majalah. Masing-masing menyebut ajarannya yang paling Alkitabiah dan yang benar, oleh karena hal itu, banyak menimbulkan kebingungan bagi banyak orang yang hendak di injili dan di tobatkan, termasuk Joseph Smith. Sementara itu gerakan-gerakan kebangunan rohani yang dilakukan bersama semua aliran keagamaan pada masa itu belum sepenuhnya mengungkapkan ajaran mereka dibawah terang semangat Pencerahan yang berciri rasional dan ilmiah. Oleh karena itu, Shipps mengingatkan agar di dalam membaca dan memahami tulisan-tulisan gereja dan berbagai aliran keagamaan pada masa itu harus memahaminya sesuai dengan konteks dan perkembangan jaman.
Khusus tentang Alexander Campbell, ia adalah salah seorang yang sangat bersemangat menekankan bahwa gereja harus dipulihkan (direstorasi) kembali pada bentuk, ciri dan tatanan aslinya sebagaimana seperti dalam PB. Penganut semangat ini disebut kaum restorasionis. Pada akhirnya juga, gereja Mormon juga sangat bersemangat menyebutkan dirinya sebagai satu-satunya wujud pemulihan gereja Perjanjian Baru yang sejati.[2]

2.        Sejarah dan Perkembangannya
a.             Penglihatan pertama
Joseph lahir pada 23 Desember 1805 di Vermont, di lingkungan keluarga yang menganut paham Universalis.[3] Pada tahun 1816 Keluarga Smith pindah ke Manchester, dekat kota Palmyra, bagian barat negara bagian New York, terutama karena tekanan kemiskinan. Disana sebagian mereka menjadi anggota gereja Presbyterian, sebagian lagi menjadi Metodis, sambil tetap memelihara “kepercayaan rakyat” pada masa itu (yakni : campuran antara Kekristenan dengan mejik dan okultisme). Semula Joseph tidak memperlihatkan minat besar pada agama atau gereja, malah ia tidak bergabung dalam persekutuan agama atau gereja tertentu yang lazim diikuti oleh para pemuda pada zamannya. Menurut pengakuan atau kesaksiannya pribadi yang baru ditulis pada tahun 1838, ia mengalami kebingungan terhadap berbagai ajaran dan praktek keagamaan atau keyakinan, termasuk yang ditawarkan melalui berbagai Kebangunan Rohani.[4] Saat itu Joseph berumur 14 tahun, lalu dalam kebingungannya ia bertanya kepada Tuhan apakah ia harus menjadi penganut Episcopalian, penganut Baptis, Menthodis, seorang Kongregasionalis atau Unitarian. Ia kebingungan manakah yang benar-benar keyakinan sejati?[5] Dari hal itu ia mempertimbangkan bahwa tidak mungkin semua ajaran itu benar, sehingga ia memutuskan untuk menyelidiki ajaran yang benar secara lebih penuh. Dorongan ini pun semakin kuat setelah ia membaca Yakobus 1:5,Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati.
Tidak lama kemudian ia pun berdoa dibawah kerindangan pohon-pohon didekat rumahnya, untuk memohon kebijaksanaan dari Tuhan. Ketika itu, tahun 1820 dikisahkan Joseph Smith18 tahun kemudian, doanya dikabulkan. Ia pun mendapatkan Penglihatan Pertama : dua tokoh surgawi muncul dihadapannya, yang menurut Joseph menyatakan diri sebagai Allah Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus, dan salah seorang dari antara mereka berkata “Inilah Anakku yang Kukasihi dengarkanlah dia”. Kemudian mereka menasehatkan Joseph agar tidak mengikuti salah satu pun dari gereja dan agama yang ada disekitarnya, karena “semua perhimpunan agama itu mempercayai ajaran yang keliru”. Pada kesempatan itu juga ia menerima “Janji bahwa Injil yang sepenuhnya dan yang sebenarnya pada suatu ketika akan diberitahukan kepadaku”.[6] Selanjutnya ia diminta untuk menunggu petunjuk lebih lanjut sambil mempersiapkan diri untu tugas mahapenting dimasa depan.
Setelah itu menyusul serangkaian peristiwa dan penglihatan yang dinyatakan Joseph Smith sebagai penyampaian wahyu, yang berpuncak pada penampakan Moroni[7], putra dari Mormon. Kemudian Moroni memberitahu Joseph tentang sejumlah lempengan emas yang tersembunyi dibukit kecil dekat Palmyra dan mengandung tulisan yang sangat berharga. Kemudian Joseph diberikan “perlengkapan dan kemampuan khusus” untuk menerjemahkan tulisan lempengan tersebut. Sementara menunggu tibanya saat ‘penyingkapan rahasia’ itu, Joseph menikah dengan Emma Hale yang kemudian jadi Isrtinya.[8]
b.             Kitab Mormon
Setelah Joseph menikah ia mendapat penglihatan yang berisi petunjuk dan izin untuk menerjemahkan isi lempengan emas itu.[9] Sehingga empat Tahun kemudian ia menggalinya, dan pada lempengan itu ada tulisan-tulisan yang dikatakan Smith sebagai “huruf Hiroglif Mesir yang telah dimodifikasi”. Namun dengan menggunakan sepasang kacamata besar bernama Urim dan Thummin dia mampu menerjermahkannya.[10] Ada tiga orang saksi atau rekan dari Josep dalam menerjemahkan yakni Oliver Cowdery, David Whitmer dan Martin Harris. Pada awal tahun 1830 naskah itu terwujud menjadi sebuah buku dan diberi nama “Kitab Mormon”. Inilah kitab suci baru yang secara mujizat diterjemahkan dari lempengan emas, seru Joseph. Selain itu,  Joseph Smith dan kaum Mormon memandang kitab Mormon sebagai kitab yang sempurna yang langsung diwahyukan Allah, karena itu tak bisa salah.
Kitab Mormon merupakan himpunan dari lima belas kitab atau tulisan yaitu I Nefi, II Nefi, Yakub,Enos, Yarom, Omni, Sabda Mormon, Mosia, Alma, Helaman, III Nefi, IV Nefi, Mormon, Eter, dan Moroni.
Kitab Mormon ini diyakini bersambung dengan kitab PL dan nas pendukung untuk membenarkan keyakinan ini adalah Yehezkiel 37:15-20, “Papan Yehuda” yang disebut dalam nas ini ditafsirkan sebagai Alkitab, sedangkan “Papan Efraim” ditafsirkan sebagai Kitab Mormon. Thomas O’Dea (1957), dalam buku Jan. S. Aritonang,  menyimpulkan bahwa tema kunci dalam Kitab Mormon adalah “Tiba dan bermukimnya orang-orang Ibrani di benua Amerika sebelum era Kekristenan.” Selain itu, tema-tema lainnya antara lain masalah baik dan jahat petobatan, Amerika sebagai tanah terjanji dan wawasan milenial dalam kaitan pembangunan Sion di Amerika.[11] Oleh karena Amerika merupakan tanah terjanji, maka Smith mengatakan bahwa rakyat Amerika harus menyiapkan Jerusalem yang baru didunia baru: Kristus akan tiba untuk memerintah Amerika selama seribu tahun.
c.         Gereja baru di dirikan
Kembali ke tahun 1829, di bulan Mei Joseph dan sobatnya Oliver Cowdery menerima penyampaian Imamat Harun dari Yohanes pembabtis melalui penumpangan tangan. Pada waktu yang lain mereka mengaku kembali dikunjungi oleh tiga rasul yakni: Petrus, Yakobus dan Yohanes untuk menyerahkan Imamat Melkisedek. Pada kedua imamat inilah, kuasa jabatan dalam Gereja Mormon bersandar, yang mencakup wewenang untuk berkhotbah, mengajar, membabtis dan melayankan bermacam-macam kegiatan dan upacara lainnya dalam sistem kepercayaan dan praktek Gereja Mormon. Sehingga kitab Mormon bersama Imamat Harun dan Imamat Melkisedek menjadi fundamen bagi pembentukan gereja baru. Berdasarkan salah satu dari wahyu yang diterima oleh Joseph Smith ditentuklah gereja baru itu pada tanggal 06 April 1830. Pembentukannya ditanda tangani oleh para anggota pertamanya, 6 pria sesuai syarat minimal yang ditetapkan Undang-Undang di New York. Masih pada masa pembentukan itu, disingkapkanlah satu wahyu baru yang menyatakan Joseph Smith Jr. sebagai “pelihat, penerjemah, nabi, rasul Yesus Kristus, dan penatua gereja”. Lalu Oliver Cowdery diarahkan untuk menahbiskan Joseph Smith. Wahyu berikutnya memerintahkan Joseph untuk menahbiskan Cowdery sebagai “penatua bagi gereja Kristus”. Lalu perjamuan kuduspun diselenggarakan dan orang-orang yang hadir disitu menerima pencurahan Roh Kudus dan keanggotaan dalam gereja itu melalui penumpangan tangan. Semua ini berlangsung dirumah Peter Whitmer Sr. Di Fayette, New York, dan dengan demikian lahirlah/ The Church of Jesus Christ of the Latter-Day disingkat dengan (LDS) atau Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.[12]

d.      Mulainya Penghambatan
Walaupun kitab Mormon bagaikan “Ketapel yang melambungkan Joseph Smith ke matahari”, namun perjalanan gereja Mormon tidak selalu mulus dan terang, sebab satu orang ia tobatkan maka sekian banyak orang mengingatnya sebagai pemburu harta karun. Mereka memandangnya sebagai penipu dan penghujat. Apa lagi sejak gereja Mormon mulai berdiri Joseph Smith dan para pengikutnya semakin rajin menyerang dan mendakwa semua gereja lain sebagai gereja yang sesat, murtat, munafik dan sebagainya,  dengan mengutip ayat Alkitab untuk mendukung tuduhannya. Oleh karena itu, tak heran kalau masyarakat disekitar mereka marah dan melancarkan serangkaian tekanan terutama terhadap Smith dan sekeluarga.
Dalam keadaaan yang tidak menentu itu Joseph Smith mengirim Oliver Cowdery dan beberapa lainnya menginjili dan menobatkan orang-orang Indian. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Sidney Rigdon, seorang Revivalis pengikut Alexander Campbell. Dimana Rigdom dan semua pengikutnya di Kirtland menerima ajaran Mormon dan kembali di baptis menurut ajaran gereja itu. Sebaliknya Rigdon membawa sejumlah pengaruh ajaran dan kesalehan gaya Chambell kelingkungan Mormon, seperti tidak merokok, tidak minum minuman keras yang menjadi sumbangan tersendiri bagi perkembangan teologi Mormon.

e.       Menuju tanah terjanji
Pada tahun 1831, berangkatlah rombongan “umat perjanjian” itu meninggalkan Penghambatan dan “Pers yang buruk” di New York, kemudian di Kirtland, Joseph Smith merencanakan pembangunan “Yerusalem baru”. Organisasi Gereja juga semakin dimantapkan berpedoman pada imamat Harun. Lalu dipilih dua belas orang yang disebut rasul. Banyak orang yang semula datang ke Kirtland, karena sekedar ingin tahu, malah jadi “bertobat” dan menjadi warga gereja itu. Konon kabarnya di sana berlangsung banyak mujizat. Jemaat diselenggarakan berpedoman pada “tata-tertip henokh”, yang mirip dengan tata-tertib gereja purba, yakni milik pribadi dijadikan milik gereja dan keuntungan atau hasil kerja pribadi dinikmati seluruh persekutuan. Ini membuat pemimpin gereja itu memiliki kuasa ekonomi yang sangat besar (inilah salah satu latar belakang kenapa Gereja Mormon terkenal dengan kekayaannya).[13] Di Kirtland Joseph Smith sempat berhasil membangun bait suci Mormon yang pertama, yang ketika ditahbiskan 1836 membuat umat gereja itu mengalami ekstase. Namun tak lama kemudian semakin dirasakan bahwa Kirtland bukanlah lokasi yang tepat untuk “Yerusalem Baru”. Maka sementara jemaat di Kirtland dikembangkan terus, dan dijajagi juga alternatif lain dimana serombongan Mormon dikirim untuk menjajagi mendirikan Yerusalem Baru.[14]
Sementara itu, di Kirtland muncul masalah baru. Beredar desas-desus bahwa dikalangan Mormon telah terjadi skandal poligami yang membuat sejumlah warga bahkan termasuk beberapa pemimpinnya, meninggalkan gereja itu, bencana ekonomi juga datang melanda. Pertikaian dikalangan pemimpinnya menajam, sampai 12 para rasul memberontak. Tetapi Joseph Smith tetap piawai menghadapi kemelut itu. Ternyata damai tak kunjung kembali ke Kirtland, sehingga Ia pun megungsi ke Far West. Namun pada tahun 1839 adanya “Perang Mormon Pertama ”, sehingga 8.000 orang-orang suci zaman akhir itupun pergi secara bertahap, dan pindah ke lahan yang dinamakan oleh Joseph Nauvoo (bahasa ibrani: perkebunan yang indah, dipuncak bukit inilah nanti dirancang pembangunan bait baru). Dalam waktu singkat Nauvoo menjelma menjadi kota yang baru, dengan otonomi khusus, termasuk organisasi militer khusus, yang semuanya didokumentasikan dalam Nauvoo Charter1840.
Di Nauvoo dirumuskan beberapa ajaran baru, antara lain tentang  Allah dan manusia, tata ibadah baru, dan hubungan keluarga baru yang mengarah pada Poligami.[15] Joseph membenarkan poligami, dan menyebutnya sebagai doktrin tersuci dan terpenting yang pernah diwahyukan pada manusia di muka bumi, dan tanpa ketaatan terhadap ajaran itu tidak ada seorang pun yang akan mencapai “Kepenuhan Kemuliaan” pada kehidupan kelak. Gereja Mormon berkembang dengan pesat di Nauvoo, dan ini merupakan ancaman besar bagi masyarakat non-Mormon, sehingga mereka pun mengusahakan berbagai macam cara untuk merongrong kaum mormon. Tidak lama setelah itu Joseph Smith dan saudaranya Hyrun Smith meninggal dunia ketika mengikuti acara pengadilan di kota Carthage. Kematian mereka dipandang sebagai kesahidan. Setelah kematian Joseph, kepemimpinan di gereja Mormon pun diahlikan kepada Brigham Young, sebagai presiden dan nabi yang kedua.
Kemudian, Brigham Young bersama dengan umat gereja mormon pindah dari Nauvoo dan bermukim di Salt Lake City. kawasan itu dihayati sebagai Tanah Terjanji, sehingga dengan kerja keras dan penuh semangat dibangun menjadi kota dan daerah industri. Disana mereka memulai babak baru dari sejarah gereja Mormon di Sion (Yerusalem baru) yang di idam-idamkan. Seluruh negara bagian Utah dari Salt Lake adalah warga mormon. Berkat kerja keras dan keuletan dan sikap positif mereka dalam menghadapi ilmu pegetahun dan teknologi modern, kawasan itupun menjadi sangat kaya dan berkembang sampai sekarang.[16]
3.      Pokok-Pokok Ajaran Gereja Mormon[17]
Pokok-pokok ajaran Gereja mormon sebenarnya sudah di rumuskan Joseph Smith dalam dokumen yang dinamakan Articles of Faith (Pasal-pasal iman; 1835), yang di muat pada bagian kitab suci, ketiga dari gereja ini, yakni Pearl of Great Price (mutiara yang sangat berharga).
Pasal-pasal kepercayaan dari Gereja Mormon antara lain:
1.        Kami percaya kepada Allah, Bapa yang kekal, serta putranya, Yesus Kristus dan Roh Kudus.
2.        Kami percaya bahwa orang akan dihukum untuk dosanya sendiri dan bukan untuk pelanggaran Adam.
3.        Kami percaya bahwa melalui penebusan Kristus, seluruh umat manusia dapat diselamatkan dengan jalan mematuhi hukum-hukum serta tatacara-tatacara.
4.        Kami percaya bahwa azas-azas utama serta tatacara-tatacara injil adalah: pertama beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua bertobat; ketiga dibabtis dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus.
5.        Kami percaya bahwa seorang harus di panggil oleh Allah, melalui nubuat, serta dengan penumpangan tangan oleh mereka yang mempunyai wewenang untuk memberitakan injil serta melaksanakan tatacara-tatacara dari padanya.
6.        Kami percaya akan organisasi yang sama yang terdapat pada Gereja zaman dahulu, yaitu para rasul, nabi gembala, pengajar, penyebar injil, dan sebagainya.
7.        Kami percaya akan karunia lidah, nubuat, wahyu, penglihatan, penyembuhan, penafsiran  bahasa dan sebagainya.
8.        Kami percaya bahwa alkitab adalah firman Allah sejauh Alkitab itu diterjemahkan secara betul; kami juga percaya bahwa kitab Mormon adalah Firman Allah.
9.        Kami percaya akan segala yang telah dinyatakan oleh Allah, segala yang sekarang dinyatakannya, dan kami percaya bahwa dia masih akan menyatakan banyak hal yang besar dan penting mengenai kerajaan Allah.
10.     Kami percaya akan arti sesunguhnya dari pada pengumpulan Israel dan pemulihan sepuluh suku bahwa sion akan ditegakkan diatas benua ini (Amerika) bahwa Kristus secara pribadi akan memerintah di atas bumi dan dibawah bumi akan diperbaharui serta menerima kemuliaan Firdausnya.
11.     Kami menuntut hak untuk memuja Allah yang maha kuasa sesuai dengan suara hati kami, dan mengakui hak yang sama bagi semua orang; biarlah mereka memuja, bagaimana-dimana atau apapun yang mereka inginkan.
12.     Kami percaya bahwa kami harus tunduk kepada raja, presiden, penguasa serta pembesar pemerintah, dalam mematuhi, menghormati serta menjunjung hukum.
13.      Kami percaya bahwa kami harus jujur setia, suci, bajik, berkelakuan baik dan berbuat baik kepada semua orang, sesungguhnya, kami dapat mengatakan bahwa kami mengikuti nasehat Paulus kami, mempercayai segala hal, kami mengharapkan segala hal, kami telah mengatasi banyak hal, dan mengharapkan mampu mengatasi segala hal jika ada sesuatu yang bajik, yang indah atau terhormat atau patut dipuji maka kami berusaha untuk melakukannya.

a.      Allah Bapa
Di dalam pasal 1 memberi kesan bahwa kaum Mormon percaya Allah yang Tritunggal. Tetapi dalam perkembangan kemudian terlihat bahwa Joseph Smith dan para pengikutnya tidak mengakui ke-Tritunggalan Allah, melainkan memahami masing-masing sebagai pribadi yang terpisah; bahkan lebih dari itu melihat Allah Bapa sebagai manusia biasa. Dalam ucapannya pada tahun 1884 ia mengatakan bahwa Allah merupakan satu Pribadi tersendiri, Yesus Kristus Pribadi yang tersendiri dari Allah Bapa, dan Roh Kudus merupakan Pribadi tersendiri sebagai Roh,,, dan ketiganya merupakan tiga pribadi yang tersendiri dan tiga Allah. Sebuah keanehan jika ketiga Allah itu disatukan menjadi satu seperti pemahaman gereja-gereja arus utama, dan Ia akan menjadi raksasa atau monster.

b.      Manusia
Di dalam pasal 2 dari pasal-pasal iman memberi kesan bahwa gereja Mormon mengakui keberdosaan manusia dihadapan Allah, sedangkan didalam pasal 3 memberi kesan bahwa manusia hanya akan selamat karena penebusan Kristus. Tetapi sejajar dengan perkembangan ajaran tentang Allah diatas, dalam perkembangan selanjutnya kaum Mormon memahami bahwa manusia bisa menjadi Allah atau ilah. Namun pada tahun 1852 Brigham Young mengajarkan bahwa Adam ditaman Eden adalah Allah yang mempunyai banyak istri, dan inilah yang digunakan Young untuk membenarkan ajaran dan pratek poligami.
c.       Kristus, pemuliaan dan keselamatan
            Mormon juga memandang dan menyebut Yesus sebagai Yehova, yang pertama lahir dari antara roh-roh yang pra-eksisten. Sejalan dengan ajarannya bahwa Adam adalah Allah, selanjutnya Brigham Young mengemukakan bahwa Bapak dari Yesus adalah Adam. Kemudian Joseph Fielding Smith, presiden mormon yang kesepuluh, menegaskan bahwa Yesus lahir bukan tanpa campur tangan manusia, sambil menyatakan bahwa manusia itu adalah Allah. Dikatakan bahwa Allah Bapa yang adalah manusia itu mempunyai hubungan jasmani dengan Maria, sehingga lahirlah Yesus atau Yehova. Diantara pemimpin Mormon ada yang mengatakan bahwa Yesus kawin. Dan ajaran itu dikemukakan untuk membenarkan pratek poligami tersebut. Gereja Mormon juga mengajarkan penebusan melalui Yesus Kristus yang terdiri dari 2 macam keselamatan, yakni Keselamatan umum yang berlaku bagi setiap orang melalui kematian dan kebangkitan Kristus, dan kedua Keselamatan pribadi yang juga melalui Kristus, tetapi sangat bergantung pada upaya manusia melalui kesusilaan, ketaatan pada hukum dan tata tertip, baptisan dan keikutsertaan dalam upacara-upacara di bait suci. Mormon mengajarkan adanya tiga jenjang sorga atau kerajaan: telestial, terrestial, dan celestial. Semua manusia akan memasuki salah satu dari sorga atau kerajaan ini setelah kematian. Orang yang curang, pendusta, penyihir dan pejinah akan masuk kesurga telestial; inilah jalan yang rendah dialam baka. Orang-orang baik dan terhormat, namun telah dibutakan oleh keterlmpilan manusiawi, dan juga yang bukan mormon, akan memasuki sorga terrestial. Inilah jalan yang lapang disepanjang alam baka. Sorga celestial sorgannya mormon, tersedia bagi mereka yang beriman kepada Kristus, bertobat, dibabtis dan memgang teguh kesusilaan dan kewajiban yang dajarkan gereja mormon. Lalu sorga celestial ini masih terbagi dua: bagi mereka yang sudah menjalani upacara dibait suci dan bagi mereka yang belum sejalan dengan ajaran tentang keselamatan, orang-orang yang menerima keselamatan umum tidak bisa masuk kesurga celestial; sorga ini tersedia bagi mereka yang menerima keselamatan pribadi.
d.      Alkitab dan kitab-kitab suci lainnya
Didalam pasal 8 dari pasal iman di atas Umat Mormon percaya pada Alkitab sebagai Firman Allah. Alkitab yang dimaksud disini adalah Versi King James. Meskipun demikian kenyataan Alkitab tidak digunakan sebagai kaidah tertinggi bagi iman dan perilaku. Yang diutamkan adalah Kitab Mormon, ajaran dan perjanjian, dan mutiara yang sangat berharga. Didalam ketiga kitab ini banyak kutipan dan acuan Alkitab, seringkali acuan itu hanya berfungsi untuk menguatkan atau menambah wibawa ketiga “kitab suci” khusus mormon. Namun, Kitab Mormon adalah kitab yang paling sempurna, tidak mengandung kesalahan sedikitpun, dan kedudukannya lebih tinggi dari Alkitab.
e.       Gereja
Pasal 6 dari pasal-pasal Iman menyebut organisasi gereja perdana dan sejumlah jabatan didalamnya. Tetapi seperti telah disinggung di atas, organisasi gereja ini terutama dibangun di atas Wawasan Imamat Harun Dan Melkisedek. Dalam kerangka imamat harun seseorang dapat menjadi diaken pada usia 12 tahun, menjadi guru pada usia 15 tahun, dan imam pada usia 18 tahun. Dua belas diaken membentuk suatu korum tersendiri, dengan seorang presiden dan dua penasehat. Bila sang diaken sudah berusia 18 tahun, ia dapat ditahbiskan menjadi imam, dangan tugas berkhotbah, mengajar, menefsir, menegur, membaptis dan melayankan perjamuan kudus. Para imam diorganisasikan menjadi korum tersendiri, dengan 48 anggota yang di pimpin seorang imam besar. Sementara itu dalam Imamat Harun uskup merupakan jabatan tertinggi.
Didalam gereja mormon ini kaum wanita tak boleh menjadi imam. Tetapi bagi mereka, sejak 1842 desediakan wadah khusus, Women’s Relief Society, dengan tugas merawat orang miskin, yang sakit dan berkemalangan; memberi bantuan pada waktu kematian; memberi bimbingan dan latihan keterampilan rumah tangga bagi saudara-saudari; memupuk cinta kasih pada agama, pendidikan, kebudayaan dan sopan-santun; membina iman serta mempelajardan mengajarkan injil. Ini sejalan dengan ajaran dan peraturan di gereja itu bahwa kaum wanita sebaiknyaberada di rumah, melahirkan dan mendidik anak-anak serta merawat suami. Oleh karena itu, wanita tidak didukung untuk bekerja sebagai wanita karier di luar rumah. Namun di samping itu para pejabat yang mendapat tahbisan dan kaum wanita yang bergiat dalam wadah khusus Gereja, semua warga gereja diharapkan menyediakan waktunya bekerja bagi gereja beberapa jam dalam seminggu (di lahan pertanian, pabrik, gudang makanan, tokoh murah dan sebagainya), di samping memberikan perpuluhan. Dengan demikian setiap jemaat dan resort atau klasis memiliki kekayaan yang cukup besar. Sebagian kekayaan ini di pergunakan memelihara warga gereja yang berkekurangan atau kesusahan, sehingga tidak ada warga gereja kelaparan atau melarat. Karena itu, lepas dari isu poligami yang telah dibahas terlebih dahulu di atas, gereja ini akhir-akhir ini, terutama AS, sangat terkenal dengan perhatiannya yang besar atas pembinaan kehidupan keluarga.
f.       Upacara-upacara di bait suci
Spencer W. Kimball, salah seorang nabi dan presiden mormon pada masa lalu, berkata bahwa kegiatan di bait suci merupakan program gereja mormon yang terpenting. Bait suci (juga di sebut rumah Tuhan), yang saat ini di seluruh dunia berjumlah sekitar 20-an, berbeda dari gedung gereja atau rumah ibadah biasa. Bait suci pada umumnya berukuran raksasa dan terbuat dari bahan yang mahal dan berisi perlengkapan istimewa yang juga terbuat dari bahan-bahan yang mewah. Warga mormon mengadakan kebaktian dan berbagai kegiatan rutin lainnya termaksud Baptisan biasa dan perjamuan kudus digedung gereja biasa, sedangkan bait suci hanya digunakan upacara-upacara khusus yang di pandang khusus. Untuk memasuki bait suci tidak sembarang orang, kecuali yang telah di Baptis dan di pandang layak memasukinya. “Seseorang yang pergi ke rumah Tuhan harus bebas dari segala perbuatan yang tidak bersih, tidak suci, tidak murni dan tidak wajar” (ucapan N. Eldon Tanner).
Ada tiga Upacara yang dilaksanakan dalam Bait Suci, antara lain:
a.      Baptisan orang mati. Bagi Joseph, tanggung jawab terbesar di dunia ini yang diberikan Allah kepada kaum Mormon adalah mencari orang yang telah mati agar mereka mendapatkan keselamatan. Ia merasa wajib menetapkan upacara khusus untuk baptisan orang mati karena, ia telah ditahbiskan kedalam imamat Harun maupun Melkisedek dan memegang kunci kerajaan (Mat. 16:18-19, 1 Kor. 1:29 dan Mal. 4:6). Cara pembaptisan orang mati adalah terlebih dahulu ditentukan siapa diantara mereka yang akan dibaptis, lalu di pilih diantara warga Mormon untuk mewakilinya. Wakil itu harus terlebih dahulu membersihkan dirinya, mengenakan pakaian putih kemudian dibaptis di dalam bait suci: wakil itu  diselamkan kedalam bak yang bersandar diatas punggung (patung) dua belas ekor lembu jantan lalu kitab Injilpun dibacakan. Untuk mendudukng ajaran dan praktek baptisan orang mati ini, gereja Mormon membentuk lembaga Genealogi (silsilah).
b.      Upacara endowment (penganugerahan). Dalam upacara ini, pria dan wanita dipisahkan dalam suatu upacara mandi istimewah dan mereka diurapi dengan minyak, dimulai dengan kepala dan mencakup semua organ yang penting. Alat kelamin diberi urapan dan berkat khusus agar mampu melaksanakan fungsinya dengan baik, kemudian masing-masing diberikan nama rahasia, dan mengenakan jubah khusus untuk meneruskan upacara.
c.       Upacara Perkawinan untuk Kekekalan (Perkawinan celestial). Gereja moormon mengajarkan bahwa perkawinan seseorang harus dimateraikan dengan sepatutnya dibait suci agar mendapat kemuliaan tertinggi disorga celestial.

4.      Sistem Organisasi[18]
Sistem Organisasi Gereja Mormon diarahkan pada satu badan yang disebut Otoritas Umum (General Authorities). Badan ini terdiri dari seorang presiden, dua penasihat dan dewan dua belas rasul.[19] Sistem organisasi disusun pada wawasan imamat Harun dan imamat Melkisedek, dan yang diperkenankan menjadi imam hanyalah pria. Kedua imamat itu terdiri dari sejumlah dewan atau kuorum yang berfungsi sebagai anak tangga dari jabatan paling rendah hingga yang paling tinggi. Imamat Harun memiliki wewenang untuk melaksanakan tata cara jasmani sakramen dan pembaptisan. Dalam Imamat  Harun terdapat pembagian berikut: diaken, pengajar, imam dan uskup, sedangkan Imamat Melkisedek memiliki kuasa dan memegang untuk memimpin Gereja dan mengarahkan pengkhotbahan Injil di seluruh penjuru dunia. Dalam imamat Melkisedek terdapat pembagian dan jabatan berikut: penatua, imam besar, bapa bangsa, tujuhpuluh, dan rasul. Penatua dipanggil untuk mengajar, menguraikan, menasihati, membaptis dan mengawasi Gereja. Semua pemegang imamat Melkisedek adalah penatua. Mereka memiliki wewenang untuk menganugerahkan karunia Roh Kudus dengan menumpangkan tangan dan melayani orang sakit serta memberkati anak-anak kecil. Seorang imam besar diberi wewenang untuk menjabat dalam gereja dan menyelenggarakan hal-hal rohani (lihat A&P 107:10), dan yang ditahbiskan sebagai imam besar adalah presiden wilayah, presiden misi, dewan tinggi, uskup dan pemimpin gereja.
5.      Perbedaan Ajaran Gereja Mormon dengan Kekristenan Saat ini
Setelah membahas dan mendiskusikan bagaimana itu Aliran Mormon dan apa-apa saja pokok-pokok ajaran yang diajarkan didalamnnya, maka kelompok menilai bahwa ada beberapa ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan Kekristenan yang kita anut pada saat ini, atau tidak sesuai dengan ajaran gereja Lutheran. Bahkan, para Teolog dari kalangan gereja yang menganut otordoksi Protestan (mis. Verkuyl, Kaiser, dsb) pun menilainnya sebagai aliran sesat atau bidat. Dengan demikian maka kelompok akan mencoba membandingkannya dengan kekristenan saat ini yang menganut ajaran Lutheran.
V  Allah. Gereja mormon tidak mengakui ke-Tritunggalan Allah, sebab bagi mereka memahami masing-masing pribadi dengan terpisah (tiga pribadi-tiga Allah) dan bahkan mereka mengangap bahwa Allah Bapa adalah sebagai manusia biasa.
F Sedangkan dalam Gereja yang menganut ajaran Lutheran, Ke-tritunggalan Allah diakui. Pada konsili Konstantinopel (381), bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah esa menurut hakekatnya (ke-Allahannya) tetapi merupakan tiga pribadi, artinya Satu Oknum tiga pribadi. Bapa adalah Allah; Anak adalah Allah; Roh Kudus adalah Allah, namun bukan berarti ada tiga Allah tetapi hanya Satu Allah. Allah tidak terbagi menjadi tiap bagian, seperti pandangan kaum Mormon yang memahaminya dengan terpisah. Tetapi tiap pribadi adalah Kepenuhan Allah (Kol 2:9; Yoh 10:30)[20]
V  Manusia. Bagi gereja Mormon, manusia adalah orang berdosa dihadapan Allah dan manusia hanya akan diselamatkan melalui penebusan Kristus. Namun bagi mereka juga bahwa manusia bisa menjadi Allah atau ilah. Ajaran tentang manusia bahwa ia bisa menjadi Allah atau ilah adalah hal yang kontra (berlawanan) dan tidak sesuai dengan ajaran gereja yang menganut aliran Lutheran pada saat ini (atau kekristenan pada saat ini). Dalam bukunya Edward W.A. Koehler menjelaskan bahwa manusia adalah makhota dan ciptaan tertinggi (istimewah) dari semua ciptaan yang kelihatan. Bukan hanya itu saja, manusia juga diciptakan segambar dan serupa dengan Allah (Imago Dei), dan Allah sendiri yang memberikan kehidupan dalam tubuh manusia yakni ketika ia menghembuskan nafas kehidupan melalui hidug manusia tersebut. Namun dalam hal ini manusia adalah orang yang berdosa, dimana dalam Kejadian 6:3 bahwa manusia adalah daging yang tidak sempurna seperti Allah. Dengan demikian mustahil jika manusia bisa menjadi seperti Allah. Sebab manusia adalah adalah daging yang sangat terbatas, tidak seperti Allah yang Maha Kuasa.[21]
V  Kristus. Disini kelompok kembali mengatakan bahwa lagi-lagi ajaran Mormon mengenai Kristus sangat Kontra dengan kekristenan yang menganut ajaran Lutheran saat ini. Sebab, dalam buku Theol Dieter Becker, menjelaskan rumusan Yesus Kristus dalam konsili Nicea (325), bahwa : “Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah yang diperanakkan dari Bapa sealku Anaknya yang Tunggal, yang dari hakikat Bapa, Allah dari Allah Terang dari terang, Allah sejati dari Alah sejati, yang diperanakan bukan dijadikan, Sehakikat dengan Bapa, yang oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, yaitu apa yang disorga yang dibumi. Yang demi kita manusia dan demi keselamatan kita, turun dan menjadi daging, Menjelma menajdi manusia, menderita sengsara dan bangkit pula pada hari yang ketiga naik ke sorga dan akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.”[22] Dari hal ini kelompok menolak dan tidak setuju bahwa Kristus adalah hasil dari hubungan jasmani Allah Bapa dengan Maria. Tidak..! Tetapi Kristus adalah Allah sendiri sebab Kristus dan Allah Bapa adalah satu.
V  Alkitab. Jika bagi Gereja Mormon Alkitab tidak digunakan sebagai kaidah tertinggi bagi iman dan perilaku. Namun bagi Kekristenan saat ini, Alkitab berisi Perkataan-perkataan Allah sendiri yang ditulis melalui pengilhaman oleh Roh Kudus. Alkitab bertujuan untuk, menyelamatkan manusai dari dosa dan kutukan melalui iman kepada Kristus; mengajarkan dan mendidik anak-anak-Nya dan kesucian hidup; dan membesarkan kemuliaannya (bdk. 2 Timotius 3:16).[23]
V  Baptisan. Menurut Luther Baptisan adalah tanda Perjanjian Allah dengan umat-Nya. Dan baptisan ini tidak hanya berlaku bagi orang dewasa, tetapi juga berlaku bagi anak-anak dalam keliarga Kristen.[24] Dalam hal ini gereja Arus utama tidak mempraktikkan baptisan orang mati seperti yang dilaksanakan oleh Kaum Mormon.

C.     Penutup
Setelah kelompok  membahas tentang Aliran Mormon, maka kelompok menyimpulkan bahwa Gereja atau Aliran Mormon (The Church of Jesus Christ of the Latter-Day Saints; Gereja Yesus Kristus Dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir) resmi berdiri tepat pada tanggal 6 April 1830 di New York, yang di Prakasai oleh nabi dan pendiri Mereka Joseph Smith, JR. Gereja mormon terbetuk dan bisa berdiri bermula dari rasa kebingungan dari Joseph Smith. Kenapa? Pada tahun 1820-an ketika dilaksanakannya kebangunan besar gelombang kedua, dan semangat penginjilan kedalam dan keluar negeri pun dikobarkan. Serta masing-masing aliran menyebut ajarannya yang paling benar. Oleh karena ini muncullah kebingungan bagi banyak orang dan termasuk didalamnya Josep Smith yang bingung dan sangat bergumul. Namun ditengah-tengah kebingungannya, ia membaca Yakobus 1:5, setelah itu ia berdoa, dan pada akhirnya pun ia mendapatkan suatu penglihatan dimana ada dua tokoh surgawi muncul dihadapannya. Lalu ia disuruh unutk tidak mempercayai semua perhimpunan agama tersebut karena ajaran mereka keliru.  Waktu terus berjalan dan Joseph juga terus menerima penglihatan yang juga akan mejadi dasarnya dalam mendirikan gereja Mormon.
Dalam gereja Mormon, Kuasa jabatannya bersandar pada Imamat Melkisedek dan Imamat Harun. Sistem organisasinya terdapat dalam satu badan yang disebut dengan Otoritas Umum, yang terdiri dari seorang Presiden, dua orang penasihat, dan dewan dua belas rasul. Mereka memiliki pokok-pokok ajaran yang sangat berbeda jauh dengan kekristenan yang kita anut sekarang ini.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aritonang Jan S, “Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja” (Jakarta:BPK-GM, 2009)

Becker, Theol. Dieter “Pedoman Dogmatika; suatu kompendium Singkat” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009)

Cawthorne, Nigel, “Gereja Setan (The Church of Satan); Aliran-aliran Sesat dalam agama Kristiani”, (Planet Buku, cet. 1, 2009).


Koehler, Edward W.A. Intisari Ajaran Kristen, (Pematangsiantar: Akademi Lutheran Indonesia, 2012)

Martin, Walter,The Kingdom of the Cults, (America: Bethany House, 2003)


[1] Jan S Aritong, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta:BPK-GM, 2009), hlm. 343-344
[2]Ibid, hlm. 346-347
[3] Dalam buku Jan. S. Aritonang: Universalis, yang kurang lebih sama unitarianisme, yang sudah muncul di eropa selambat-lambatnya pada abad ke-16 dan meluas ke Amerika melalui para kolonis atau imigran Inggris sejak akhir abad ke-18. Paham ini menolak doktrin trinitas. Yesus adalah manusia dan pemimpin agama biasa sama seperti Musa dan siddharta Gautama (Buddha). Penganut paham ini tidak memiliki ataupun mengakui wibawa pengakuan imam, karena menurut mereka sumber kebenaran adalah manusia. Alkitabpun hanya sekedar catatan pengalaman manusia yang bernilai tinggi dan mengajarkan banyak hal yang baik. Kehidupan yang baru dibalik kematian tidak begitu diyakini, sebab yang penting adalah kehidupan masa kini, yang ditandai oleh damai dan kebebasan serta pengagungan kemanusiaan.
[4]Ibid,348
[5]Nigel Cawthorne, “Gereja Setan (The Church of Satan); Aliran-aliran Sesat dalam agama Kristiani”, (Planet Buku, cet. 1, 2009). Hlm, 13-14
[6] Karena cerita tentang “Penglihatan Pertama” 1820 itu, demikian juga cerita-cerita selajutnya, termasuk tentang penemuan atau penyampaian lempengan emas berisi ‘Injil yang sebenarnya’ baru ditulis belasan tahun kemudian, banyak pengamat sejarah melihat bahwa cerita itu bersifat anakronistik, yaitu menggambarkan peristiwa ‘masa lalu’ (1820-an) dengan menggunakan keadaan dan ukuran ‘masa kini’ (1838).
[7] Moroni adalah utusan sorgawi — nabi terakhir dari para nabi kuno yang menyimpan catatan—dengan cara yang sama seperti malaikat kerap muncul kepada para nabi dan pemimpin gereja dalam Perjanjian Baru (lihat khususnya kitab Kisah Para Rasul).
[8]Ibid, 349
[9]Ibid, 349
[10]Op.Cit.  Nigel Cawthorne,hlm. 14
[11]Op.Cit. Jan. S. Aritonang, hlm. 351
[12]Op.Cit, Jan. S. Aritonang, Hlm. 351-352
[13] Selain itu jug mereka memiliki usaha percetakan sebagai salah satu sumber keuangan.
[14]Ibid, hlm. 352-354
[15] Praktek Poligami memang terjadi dikalangan pemimpin gereja Mormon. Dalam salah satu wahyu yang diumumkan oleh Joseph pada awal tahun 1840-an, ia nyata-nyata membenarkan poligami. Dikatakan juga bahwa Smith sendiri memiliki sampai 80 Istri. Ia membenarkan poligami dengan mengaku bahwa Kristus telah memilikitiga istri ; Maria dari Bethany, Maria Magdalena, dan Martha. Joseph juga berpatokan pada Ibrahim, Ishaak, Daud dan tokoh-tokoh PL lainnya.
[16]Ibid, hlm. 355-357
[17]Ibid, hlm. 358-369
[19] Walter Martin, The Kingdom of the Cults, (America: Bethany House, 2003), hlm. 196
[20] Edward W.A. Koehler, Intisari Ajaran Kristen, (Pematangsiantar: Akademi Lutheran Indonesia, 2012), hlm. 34
[21]Ibid, hlm. 50-53
[22] Theol. Dieter Becker, “Pedoman Dogmatika; suatu kompendium Singkat” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), hlm. 117
[23]Op.Cit. Edward W.A. Koehler, hlm. 15
[24]Op.Cit. Jan S. Aritonang, hlm. 45

Tidak ada komentar:

GERAKAN ZAMAN BARU: AGAMA MASYARAKAT POST MODERN 1.       Pendahuluan Gerakan Zaman Baru adalah kebangkitan kembali secara modern,...